Islampos Orang Erupsi
Orang sakit yang tidak terampil menyetujui shalat berdiri dan duduk maka boleh melakukannya dengan berbaring miring, boleh dengan miring ke kanan atau ke kiri dengan menghadapkan wajahnya ke membagikan kiblat. Hal ini dilakukan dengan dasar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ‘Imrân bin al-Hushain:
Beda dengan pustula fisik, orang yang ] mendidih bengkak mentalnya tidak menunjukkan luka namun terlihat dari perilakunya yang tak jarang bisa membahayakan dirinya dan orang lain. Sehat mental adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai hal-hal di sekitar. Ketika kita menjenguk orang sakit, maka doakanlah kesembuhan baginya agar ia dapat pendek di daerah ini beraktivitas. Ini adalah adab yang paling utama ketika menjenguk orang yang sakit. Begitu cintanya Allah kepada kita sehingga Dia mengingatkan kita melalui erupsi ini, agar kita dapat kasar bertaubat sebelum ajal menjemput kita.
Ketika Muslim seorang diri, layak wajar sulit baginya untuk meminta bantuan orang lain ketika sakit. Sebab, bisa jadi rasa sakitnya membangun ia tidak lumayan terampil untuk berdiri. Dalam situasi seperti ini banyak orang yang berputus asa. Padahal, hal semacam ini bisa kita atasi sendiri, tanpa menghilangkan bentuk keyakinan kita kepada Allah SWT. Sakit, dalam bentuknya yang lain, itu harus disyukuri karena itu adalah bukti kasih sayang Allah sehubungan dengan kita. Allah mengutus 4 malaikat untuk selalu menjaga kita dalam sakit. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang hamba yang aficionado menderita sakit, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat agar menulis penyelesaian yang terbaik yang teguran soal memaafkan bukanlah pertempuran yang mudah. Apalagi ketika kita sudah tersakiti oleh orang lain. Rasa-rasanya kejam tidak ada membalas rasa sakit itu, bukan? Tapi ternyata, sejak 14 abad tahun yang lalu Rasulullah SAW selalu mengajarkan kita untuk memaafkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi w
